- Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world).
- Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu metode pembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar,” bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata
Berikut ini lima strategi dalam menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah (PBL).
- Permasalahan sebagai kajian.
- Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman.
- Permasalahan sebagai contoh.
- Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses.
- Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik.
Peran
guru, peserta didik dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat
digambarkan berikut ini.
Peran Guru, Peserta Didik dan Masalah dalam PBL
Guru sebagai Pelatih
|
Peserta Didik sebagai Problem
Solver
|
Masalah sebagai Awal Tantangan dan
Motivasi
|
o
Asking
about thinking (bertanya
tentang pemikiran).
o
Memonitor
pembelajaran.
o
Probbing
( menantang
peserta didik untuk berpikir ).
o
Menjaga
agar peserta didik terlibat.
o
Mengatur
dinamika kelompok.
o
Menjaga
berlangsungnya proses.
|
o
Peserta
yang aktif.
o
Terlibat
langsung dalam pembelajaran.
o
Membangun pembelajaran.
|
o
Menarik untuk
dipecahkan.
o
Menyediakan
kebutuhan yang ada hubungannya dengan pelajaran yang dipelajari.
|
Pendekatan PBL mengacu pada
hal-hal sebagai berikut ini.
- Kurikulum: PBL tidak seperti pada kurikulum tradisional karena memerlukan suatu strategi sasaran di mana proyek sebagai pusat.
- Responsibility: PBL menekankan responsibility dan answerability para peserta didik ke diri dan kelompoknya.
- Realisme: kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang sebenarnya. Aktivitas ini mengintegrasikan tugas autentik dan menghasilkan sikap profesional.
- Active-learning : menumbuhkan isu yang berujung pada pertanyaan dan keinginan peserta didik untuk menemukan jawaban yang relevan sehingga dengan demikian telah terjadi proses pembelajaran yang mandiri.
- Umpan Balik: diskusi, presentasi, dan evaluasi terhadap para peserta didik menghasilkan umpan balik yang berharga. Ini mendorong kearah pembelajaran berdasarkan pengalaman.
- Keterampilan Umum: PBL dikembangkan tidak hanya pada keterampilan pokok dan pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada keterampilan yang mendasar seperti pemecahan masalah, kerja kelompok, dan self-management.
- Driving Questions: PBL difokuskan pada pertanyaan atau permasalahan yang memicu peserta didik untuk berbuat menyelesaikan permasalahan dengan konsep, prinsip dan ilmu pengetahuan yang sesuai.
- Constructive Investigations: sebagai titik pusat, proyek harus disesuaikan dengan pengetahuan para peserta didik.
- Autonomy: proyek menjadikan aktivitas peserta didik sangat penting.
Tahapan-Tahapan Model PBL
FASE-FASE
|
PERILAKU
GURU
|
Fase
1
Mengorientasikan siswa pada masalah
|
· Menjelaskan
tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yg dibutuhkan.
· Memotivasi
siswa untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih.
|
Fase
2
Mengorganisasikan siswa untuk mendefinisikan
masalah
|
Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
|
Fase
3
Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok
|
Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi
yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
|
Fase
4
Mengembangkan dan menyajikan artefak (hasil
karya) dan memamerkannya
|
Membantu siswa dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, model dan berbagi tugas dengan
teman.
|
Fase
5
Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
|
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari /meminta kelompok presentasi hasil kerja.
|