Ada lima definisi tentang pengelolaan
kelas. Definisi pertama memandang bahwa pengelolaan
kelas sebagai proses uhtuk mengontrol tingkah laku siswa. Pandangan ini bersifat
otoritatif. Dalam kattan ini tugas guru ialah menciptakan dan memelihara ketertiban
suasana kelas. Penggunaan disiplin amat diutamakan. Menurut pandangan ini istilali pengelolaan
kelas dan disiplin kelas dipakai sebagai sinonim. Secara lebih khusus, definisi
pertama ini dapat berbunyi: pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan
mempertahankan ketertiban suasana kelas
Definisi kedua bertolak belakang dengan definisi pertama di atas, yaitu
yang didasarkan atas pandangan yang bersifat permisif. Pandangan ini
menekankan bahwa tugas guru ialah memaksimalkan perwujudan kebebasan siswa. Dalam hal ini guru membantu siswa untuk merasa bebas melakukan hal yang
ingin dilakukannya. Berbuat sebaliknya berarti guru menghambat atau menghalangi
perkembangan anak secara alamiah. Dengan demikian, definisi kedua dapat berbunyi: pengelolaan
kelas ialah seperangkat, kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan
siswa.
Meskipun kedua pandangan di atas, pandangan otoritatif
dan permisif, mempunyai sejumlah pengikut, namun keduanya dianggap kurang efektif
bahkan kurang bertanggungjawab. Pandangan otoritatif adalah kurang manusiawi sedangkan
pandangan permisif kurang realistik.
Defenisi Ketiga didasarkan pada prinsip-prinsip
pengubahan tingkah laku (behavioral, modification).
Dalam kaitan ini pengelolaan kelas dipandang sebagai proses pengubahan tingkah laku siswa. Peranan guru ialah
mengembangkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan. Secara singkat, guru membantu siswa
dalam mempelajari tingkah laku yang tepat melalui penerapan
prinsip-prinsip yang diambil dari teori-teori
penguatan (reinforcement). Definisi yang didasarkan pada pandangan ini dapat
berbunyi: pengelolaan kelas ialah
seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau
meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan.
Definisi keempat memandang pengelolaan kelas sebagai proses penciptaan iklim sosio-emosional yang positif di dalam kelas.
Pandangan ini mempunyai anggapan dasar
bahwa kegiatan belajar akan berkembang
secara maksimal di dalam kelas yang beriklim positif, yaitu suasana hubungan
interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan siswa
dengan siswa. Untuk terciptanya suasana seperti ini guru memegang peranan
kunci. Dengan demikian peranan guru ialah mengembangkan iklim sosio-emosional
kelas yang positif melalui penumbuhan hubungan interpersonal
yang sehat. Dalam kaitan ini definisi keempat dapat berbunyi: pengelolaan kelas ialah seperangkat
kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan
interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif.
Definisi kelima
bertolak dari anggapan bahwa kelas merupakan sistem
sosial dengan proses kelompok (group process)
sebagai intinya. Dalam kaitan ini dipakailah anggapan dasar bahwa
pengajaran berlangsung dalam kaitannya dengan suatu kelompok. Dengan demikian, kehidupan
kelas sebagai kelompok dipandang mempunyai pengaruh yang amat berarti
terhadap kegiatan belajar, meskipun belajar dianggap sebagai proses individual. Peranan guru ialah
mendorong berkembangnya dan berprestasinya sistem kelas yang efektif.
Definisi kelima dapat berbunyi: pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi
kelas yang efektif.
Ketiga definisi yang
terakhir tersebut di atas masing-masing bertitik tolak dari dasar pandangan yang
berbeda. Manakah yang terbaik di antara ketiga definisi itu? Dari ketiga pandangan itu tidak
satupun pernah dibuktikan sebagai pandangan yang terbaik. Oleh karena itu adalah bermanfaat apabila
guru mampu membentuk suatu pandangan yang bersifat pluralistik, yaitu pandangan tersebut.
Perlu dicatat bahwa pandangan pluralistik yang merangkum tiga dasar pandangan itu (pandangan tentang pengubahan
tingkah laku, iklim sosio-emosional, dan proses kelompok) tidak mungkin
merangkum juga pandangan yang bersifat otoritatif dan permisif. Pandangan yang otoritatif
dan permisif itu justru dapat berlawanan dengan pandangan pluralistik,yang dimaksud. Definisi yang pluralistik
itu dapat berbunyi: pengelolaan kelas
ialah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan
tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah
laku yang tidak diinginkan, mengembangkan hubungan interpersonal dan iklim sosio-emosional
yang positif, serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas
yang efektif dan produktif.
Guru-guru
perlu memahami dan memegang salah satu definisi tersebut di atas yang akan
menjadi pedoman bagi tingkah laku dan kegiatan guru di dalam kelas dalam rangka mengelola
kelasnya. Definisi yang lebih tepat bagi guru-guru kiranya
adalah definisi yang
bersifat pluralistik.