Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu
proses ilmiah, karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan
saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas
perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta
didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para
ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan
dengan penalaran deduktif (deductive reasoning).
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk
kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif
memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara
keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke
dalam relasi ide yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena
unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum.
Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa
fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan
memadukan pengetahuan sebelumnya.
Untuk dapat disebut ilmiah,
metode pencarian (method of inquiry)
harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan
terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Metode ilmiah pada umumnya
memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi, eksperimen,
mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji
hipotesis.